Rabu, 14 Mei 2008

Sistem Tenaga Listrik

Tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit tenaga listrik. Biasanya

mereka, terletak jauh dari pusat-pusat beban – terdiri dari beban rumah tangga,

komersil, dan industri-. Karenanya listrik didistribusikan – melalui sistem transmisi

dan distribusi- ke pusat-pusat beban tersebut.

Gambar 1.1. Ilustrasi sistem tenaga listrik dari pembangkitan ke konsumen akhir

Keseluruhan proses pembangkitan, transmisi dan distribusi ke pusat-pusat beban kita

sebut sebagai Sistem Tenaga Listrik (STL). Secara umum dapat dijabarkan menjadi

sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi. Gambar 1.2 .

menunjukkan secara diagram STL di sistem interkoneksi jawa bali. Besaran listrik

dimasing-masing subsistem hanya sekedar ilustrasi, pada sistem sesungguhnya

mungkin berbeda.

Gambar 1.2. Diagram Sistem Tenaga Listrik

Diagram tersebut hanya digunakan untuk menunjukkan perubahan-perubahan besaran

listrik di masing-masing subsistem

Subsistem Pembangkitan

Ada beberapa sumber tenaga yang dapat digunakan untuk menghasilkan

tenaga. Batubara, minyak, air, panas bumi dan uranium adalah sebagian jenis sumber

tenaga yang bisa digunakan untuk menghasilkan tenaga.

Sumber tenaga menggerakkan turbin air, turbin gas, turbin uap dan

disambungkan ke suatu generator AC. Generator AC diputar oleh turbin untuk

mengkonversi daya mekanis ke energi listrik.

Gambar 1.3. Ilustrasi Pembangkitan tenaga “Batubara”

Gambar 1.4. Ilustrasi PLTA

Tegangan listrik di subsistem pembangkitan berada dalam kisaran 11 s.d 25

kV dan frekuensi sebesar 50Hz. Pada pembangkit Suralaya dengan kapasitas daya

mampu 3.212 MW misalnya, menggunakan tegangan pembangkitan sebesar 23 kV.

Pembangkit Mrica, salah satu PLTA di Jawa Tengah menggunakan tegangan

pembangkitan 13,8 kV. Dan Pembangkit Kamojang salah satu PLTP, menggunakan

tegangan pembangkitan 11,8 kV.

Generator AC bekerja sesuai dengan teori induksi elektromagnetis. Secara

sederhana dapat dijelaskan bahwa ketika konduktor bergerak dalam suatu medan

magnet maka tegangan induksi akan dihasilkan. Secara umum generator terdiri dari

medan magnet, dinamo, cincin geser, sikat-sikat, dan beberapa tipe hambatan.

Dinamo adalah sejumlah lilitan kawat penghantar.

Subsistem Transmisi

Fungsi dari generator di subsistem pembangkitan hanya sebatas mengubah

energi mekanik menjadi energi listrik. Agar lebih bermanfaat maka energi tersebut

harus didistribusikan kepada pelanggan-pelanggan melalui jalur transmisi. Hal ini

memungkinkan daya yang dihasilkan pada suatu lokasi pembangkit dapat digunakan

setiap saat pada lokasi lain yang berjarak beribu kilometer jauhnya.

Pentransmisian energi listrik dalam jumlah yang sangat besar melalui jarak

yang sangat jauh paling efisien dilakukan dengan cara meningkatkan tegangan dan

mengurangi arus pada saat yang bersamaan. Hal ini perlu untuk memperkecil energi

yang hilang menjadi panas di jalur transmisi, selain mengurangi biaya lain yang

terkait dengan penurunan arus, seperti konstruksi tower dan biaya konduktor.

Untuk meningkatkan tegangan subsistem pembangkitan dengan tegangan

menengah ke tegangan transmisi yang bertegangan tinggi digunakan transformator.

Transformator dimaksud adalah transformator berjenis stepup.

Ada beberapa pembatas tertentu dalam menggunakan sistem transmisi

tegangan-tinggi. Semakin tinggi tegangan yang ditransmisikan maka semakin sulit

dan mahal untuk mengisolasi dengan aman antar kawat saluran, juga antara kawat

saluran ke tanah. Karena alasan itu pada sistem tegangan-tinggi umunmya dikurangi

secara bertahap selama tegangan tersebut menuju ke daerah penggunaan akhir.

Pada sistem interkoneksi Jawa Bali digunakan tegangan transmisi sebesar

150 kV dan 500 kV dan frekuensi 50Hz. Sebagai gambaran PLTA mrica yang

menghasilkan tegangan pembangkitan sebesar 13,8 kV tegangannya dinaikkan ke

tegangan transmisi 150kV. Dan PLTU Suralaya dengan tegangan pembangkitan

sebesar 23 kV tegangannya dinaikkan ke tegangan transmisi sebesar 500 kV.

.

Gambar 1.5. Ilustrasi Sistem transmisi

Subsistem Distribusi

Tenaga yang dihasilkan pembangkit dan telah ditransmisikan belum dapat

secara langsung digunakan oleh konsumen. Pada sisi ini tegangan diturunkan dari

tegangan trnasmisi 150kV maupun 500kV menjadi tegangan distribusi sebesar 20 kV.

Proses penurunan tegangan menggunakan tranformator stepdown. Hal ini dilakukan

di Gardu Induk. Selanjutnya tenaga listrik diturunkan kembali dari 20kV menjadi

tegangan 380/220 Volt, untuk digunakan di tempat konsumen melalui transformator

tiang.

Pada beberapa konsumen industri mungkin saja tidak menggunakan tegangan

380/220 Volt. Disini akan disediakan trasformator khusus untuk pelanggan industri.

Hal ini karena beberapa mesin mereka menggunakan teganggan 6000 Volt misalnya.

Gambar 1.6. Ilustrasi Sistem Distribusi

Tenaga listrik dibeli dari perusahaan pembangkit listrik, masuk ke rumahrumah

melalui sebuah meteran dan sambungkan ke suatu pusat beban. Pelayanan

residensial dapat datang dari trafo tambahan baikk yang terpasang pada pusat beban

maupun yang ditanam dalam tanah.

Gambar 1.7. Ilustrasi saluran ke rumah

Pengamaman Sistem Daya

Grounding (Pentanahan) adalah salah satu aspek penting dalam sistem

distribusi listrik. Ini bertujuan untuk melindungi makhluk hidup dari bahaya sengatan

listrik dan harta benda dari kerusakan.

Lightning Arester (Penangkal petir) berhubungan dengan penangkal

Surja/sentakan, efektif saat ada bahaya sambaran petir atau surja tegangan.

Penangkal petir bekerja dengan prisip celah loncatan bunga api, seperti busi path

mobil. Satu sisi dari penangkal itu dihubungkan ke tanah, sisi yang lain dihubungkan

ke kawat yang dilindungi.

Overcurrent (Rele arus lebih) digunakan untuk melindungi sistem dari arus

beban lebih maupun arus hubung singkat. Arus beban lebih adalah arus yang

melebihi arus operasi normal,. Sedangkan arus hubung singkat adalah arus yang

disebabkan terjadinya hubung singkat pada jalur penghantar, bisa hubung singkat

dengan tanah maupun antar saluran.

Beban-lebih biasanya disebabkan oleh surja arus dalam waktu singkat (yang

tidak berbahaya) misalnya ketika motor distart atau transfotmator diberi tenaga. Arus

beban-lebih atau transien seperti itu adalah kejadian yang umum. Selang waktu

berlangsungnya arus tersebut sangat singkat, kenaikan suhu sangat kecil dan tidak ada

efek yang merusakkan pada komponen rangkaian (perlu alat proaktif tidak bereaksi

pada beban lebih). Beban lebih yang terus-menerus dapat diakibatkari oleh motor

rusak, peralatan dibebani lebih atau terlalu banyak beban pada satu rangkaian. Beban

lebih terus-menerus seperti itu merusakkan dan harus dihentikan oleh alat pelindung

sebelum merusakkan jaringan distribusi atau beban sistem. Meskipun arus itu relatif

rendah magnitudonya dibanding dengan arus hubungan singkat, menghilangkan arus

beban-lebih dalam beberapa detik umumnya akan mencegah kerusakan alat.

Pelindung arus-lebih adalah hal penting untuk operasi yang aman bagi

semua sistem distribusi bertegangan sedang dan tegangan-tinggi yang digunakan pada

pabrik-industri. Sekering adalah pelindung arus-lebih yang dapat dipercaya.

Penghubung yang dapat meleleh atau penghubung yang dimasukkan dalam tabung

dan dihubungkan dengan terminal kontak adalah merupakan elemen pokok sekering

sederhana. Tahanan listrik sambungan itu demikian rendah sehingga bertindak

sebagai penghantar dengan mudah, tetapi, ketika terjadi arus yang dapat

menghancurkan, sambungan meleleh dengan sangat cepat dan membuka rangkaian

untuk melindungi penghantar dan komponen rangkaian yang lain serta beban.

Meskipun mempunyai sifat istimewa seperti itu, sekering tidak dimungkinkan untuk

digunakan sebagai alat pemutus rangkaian.

Pemilihan sekering untuk instalasi-khusus harus memenuhi persyaratan

frekuensi, tegangan dan arus yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tersedia sekering

baik untuk sistem frekuensi 25 sampai dengan 60 Hz. Batas tegangan-kerja (rating)

untuk sekering adalah tegangan tertinggi di mana sekering dirancang untuk

memutuskan arus dengan aman (sekering dapat digunakan pada setiap tegangan sama

atau lebih rendah dan tegangan kerja tanpa mempengaruhi karakteristik kerjanya).

Circuit Breaker-CB (Pemutus rangkaian) adalah saklar yang secara otomatis

membuka/memutus rangkaian listrik ketika terjadi kondisi beban-lebih. Seperti pada

peralatan yang lain. Pemutus rangkaian tersedia dalam beberapa rating tegangan

yaitu: tegangan-rendah, sedang dan tinggi

Pemutus tegangan rendah umumnya dioperasikan di udara bebas sehingga

tidak perlu pemutus busur api, karena busur api dapt padam dengan sendirinya oleh

isolasi udara. Sedangkan untuk tegangan tinggi busur api tidak bisa mati tanpa

pemadam. Pemadaman busur api pada CB dengan tegangan tinggi dapat dilakukan

dengan, hembusan udara, minyak, vakum dan gas SF6.

Pada CB minyak, kontak-kontak dicelupkan di dalam minyak yang

ditempatkan pada tangki logam. Sebagai pengganti pemadaman di dalam minyak,

pancaran bunga api dan CB hembusan udara dipadamkan oleh udara yang

dihembuskan. Pemutus dapat dibuka atau ditutup dengan pengungkit yang

dioperasikan dengan tangan atau secara otomatis.

Sistem Darurat

Apabila daya pada sistem listrik terganggu, kondisi yang mengganggu/

membahayakan aktivitas operasional produksi bisa terjadi. Misalnya penerangan meja

operasi di suatu rumah sakit, pelayanan online suatu bank dan lain-lain. Gangguan

daya pada industri dapat mengakibatkan terancamnya jiwa, hilangnya data yang

penting dan berhentinya sistem kendali.

Untuk kepentingan mengatasi terganggunya penyaluran daya maka

diperlukan suplai listrik darurat. Tidak semua kebutuhan listrik dapat ditangani oleh

sistem darurat. Hanya hal-hal penting yang mungkin ditangani, misalnya, alat bantu

kehidupan di rumah sakit, sistem kendali, penerangan darurat, mesin server dan lainlain.

Untuk kepentingan ini biasanya digunakan UPS.

Untuk menangani daya besar beberapa perusahaan dapat mempersiapkan

Generator Standbay. Perlu dicatat bahwa generator ini tidak bisa seketika melayani

begitu listrik PLN terganggu. Sehingga perlu didesain proses transisinya.